Pemuda bisa apa ?
Pemuda bisa apa ?
Oleh : Fathul Bari, M.Pd
Sebagai pemuda tentu memliki kesempatan melibatkan diri di dalam pengambilan setiap kebijakan terkait dengan pengelolaan lingkungan. Kita dapat memberikan sumbangsih pemikiran berdasarkan hasil analisis terkait apa saja yang diperlukan guna memperbaiki lingkungan. Ruang tersebut pemuda perlu terlibat agar dapat menuangkan pemikirannya dalam setiap aturan yang berlaku di setiap wilayah.
Berikutnya dengan membangun kesadaran melalui media sosial. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat tulisan-tulisan berupa artikel yang berkaitan dengan lingkungan. Pada artikel tersebut misalnya memuat hasil temuan kreatifitas dan inovasi terkait dengan kabikan lingkungan. Sehingga dapat dijadikan sumber pengetahuan publik maka dapat mempengaruhi publik secara lebih luas untuk berkontribusi pada lingkungan. Membangun kesadaran dengan media sosial tentu banyak cara tidak hanya dengan tulisan akan tetapi guna meningkatkan kesadaran publik perlu data-data yang valid dan dapat dipercaya. Oleh karena itu cara yang dapat kita lakukan melalui tulisan minimal opini.
Selain itu dapat pulan dengan cara ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan kementrian lingkungan hidup. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun relasi dengan melibatkan semua kenalan yang dimiliki untuk membuat program. Misalnya ada hari bumi hari lingkungan hidup kita mengajukan program pada pemerintah terkait pengelolaan lingkungan agar didukung oleh dinas lingkungan hidup.
Selanjutnya sebagai pemuda dapat menjadi narasumber dalam setiap acara seminar maupun webinar yang berkaitan dengan lingkungan. Diperlukan keberanian dan pengetahuan dalam langkah ini agar benar benar dapat meyakinkan para audiens. Misalnya artikel yang telah dibuat tersebut dipaparkan atau dipresentasikan.
Berkontribusi terhadap lingkungan tentu juga tidak mudah dilakukan dikarenakan di dalam implementasinya pasti menemukan kendala dan tantangan. Kendala tersebut tertuang di dalam buku Trilogi Indonesia menghadapi perubahan iklim jilid 2 sektor pembangunan dan emisi gas rumah kaca. Bab Tata Kelola, Korupsi dan Perubahan Iklim yang menegaskan bahwa tantangan terberat para kandidat pemenang Nirwasira Tantra (Green Leadership) adalah adanya tekanan politik, baik dari dalam partainya (dalam kasus berpartai; atau tidak punya kewenangan menyelesaikan masalah di wilayahnya; adanya intervensi pusat; atau tekanan pemodal yang sangat kuat (Kartodihardjo dkk, 2019).
Guna menghadapi tantangan tersebut sebagai pemuda yang dapat kita lakukan adalah memperbanyak pengetahuan dan mematangkan diri secara pengetahuan bahkan pelaksanaan pengetahuan tersebut. Sehingga itu menjadi modal pengetahuan serta membentuk kepercayaan diri dan tekad yang kuat untuk berbuat pada lingkungan. Telah banyak dilakukan oleh para tokoh pemuda yang memiliki kesadaran peduli terhadap lingkungan.
Para pemuda tersebut diantaranya Greta Thunberg di usia 15 tahun yang berani bersuara mengutarakan hasil dari renungan akan perubahan yang terjadi disekitarnya di depan para utusan negara dalam acara COP 24. Selain itu David Christian berasal dari Indonesia yang membuat kemasan makanan dari rumput laut. Kemudian Kevin Utama pemuda Indonesia dari Bali yang membuat bahan baku dari singkong sebagai pengganti plastik. Selanjutnya Wiliam Kamkwamba pemuda dari negara Malawi membuat kincir angin yang menjadi pompa listrik untuk dilairkan ke desanya. Diantaranya pemuda tersebut beberapa berasal dari Indonesia artinya dapat menambah keyakinan kita sebagai pemuda untuk berkontribusi dalam menghadapi perubahan iklim walaupun kontribusi tersebut berupa hal kecil untuk kebaikan lingkungan.
Komentar
Posting Komentar
Untuk Masuk Jangan Lupa Like