Cerpen GONE
GONE
Aku merasakan angin menerpa wajahku
aku yakin aku sedang berada di jalan.Sopirku melajukan mobil dalam kecepatan
standar,musim telah berganti kini musim gugur telah tiba,tapi udara masih
sedingin kemain.
Sopirku turun dari mobil dan membuka
pintu untukku.Aku merasakan sopirku menawarkan bantuannya padaku,tapi aku
menolak dengan mengayunkan tangan kananku,isyarat(tidak), aku mulai berjalan
lurus menuju tempat dimana aku belajar bermain piano sepulang sekolah.
“Prakkk” suara kayu dikumpulkan ke meja,aku
benar-benar merasa takut dan merasa bersalah.Sudah satu bulan aku belajar
bermain piano,tapi aku tidak pernah bisa,tidak heran jika guruku sering
marah.Kurasakan guru privatku itu pergi,aku menghela nafas sesaat,lalu tanganku
mencoba meraih tempat permen milikku,tapi gagal tempat itu jatuh ke lantai dan
isinya berserakan.
Aku
mulai mencari tempat permen yang jatuh dengan meraba-raba lantai Saat itu aku
merasa seseorang mengawasiku.Keesokannya aku datang terlambat,sehingga aku
menunggu di dekat jendela ku dengar alunan piano,aku berharap bisa bermain
sebagus itu.Tak menunggu cukup lama,aku diarahkan untuk masuk,sesaat aku
merasakan seseorang lewat disampingku,angin dingin berhembus,sepertinya tidak
aku saja yang belajar bermain piano disini.
Sam
seperti kemarin guruku tetap marah dengan kebodohanku.Ia pergi dengan kesal
kurasakan langkah kaki dan seseorang duduk di sampingku,aku terkejut,tapi aku
segera tersenyum seseorang disampingku itu memainkan beberapa irama dan aku
menikutinya,ternyata ini mudah aku tersenyum puas.Aku merasakan seseorang di
sampingku setengah berteriak,aku mendengarnya,itu suara laki-laki
“Ada
apa”? tanyaku
“Tidak
apa-apa” ucap laki-laki itu
Kurasakan
ia mengambil sesuatu dari sakunya,lalu menelannya
“ini”
ucap lali-laki itu menyodorkan permen milikku ke bibirku,aku membuka
bibirku,dan tidak sengaja tangannya terkena bibirku.
Laki-laki itu menghempaskan tubuhnya
ke sofa,ia tersenyum sesaat mengingat hari ini adalah hari indah baginya.Ya dia
bertemu gadis cantik di tempat ia belajar bermain piano sepulang sekola.Ia
berfikir akan menghabiskan waktu bersama gadis itu lagi ke’esokan harinya,ia tidak peduli meski
gadis itu buta.
Keesokannya aku merasa mulai akrab
dengan pria itu,pria itu baik dan bertutur kata sopa seperti hari ini,selesai
belajar piano laki-laki itu menarik tanganku ke taman.Aku bisa merasakan kakiku
menginjak rumput lalu duduk di sebuah bangku.
Laki-laki itu terus menggengam
tangan gadis buta itu,ia ingin mengutarakan isi hatinya ia bisa melihat gadis
itu tersenyum,laki-laki itu tahu bahwa mungkin ia tidak memiliki banyak harapan
tentang hidupnya,tetapi ia tidak salah jika ia mencintai seorang
gadis,laki-laki itu meraih tangan gadis itu lalu meletakkan ke dadanya dimana
itu terdapat jantung yang bernaung di dalamnya,tapi tak berapa lama laki-laki
itu merasakan sakit yang sering ia rasakan pada jantungnya.Laki-laki itu
tidakingin gadis itu tahu bahwa ia mengidap penyakit mematikan itu,dengan cepat
ia mengambil kotak kecil yang didalamnya terdapat obat,tapi belum cepat meminumnya,ia
melihat dua laki-laki perpakaian hitam-hitam menarikya menjauh dari gadis
itu,laki-laki itu berteriak dan meronta
sesaat ia melihat ayahnya melihat dari kejauhan ia yakin ini semua perbuatan
ayahny.
Aku masih belum tertidur mengingat
kejadian tadi.Laki-laki itu meronta dan berteriak sesaat aku mengumpat pada
diriku sendiri yang buta dan tidak berguna aku tidak tahu apa-apa yang
kurasakan laki-laki itu pergi dan obatnya terjatuh.Sudah satu minggu laki-laki
itu tidak datang kini aku tidak lagi mendengar suara piano yang ia mainkan,kini
aku tidak lagi merasakan kehadirannya,kini aku tidak lagi mencium aromanya,aku
benar-benar merindukannya
Suatu hari aku kehabisan permen
kesukaanku itu aku berkata pada ayahku
“Bisakah
kita membeli permen yang biasa kuberi”? tanyaku
“tentu
saja” jawab ayahku,menujuinya
“tapi,cuaca
sedang bersedih,besok kita akn membelinya” ujarnya lagi
aku
tahu apa maksud ayahk,cuaca sedang gerimis,kegiatan kotaseoul tampak
sepi.Tiba-tiba kuberanikan bertanya pada ayahku
“Ayah
kenapa laki-laki itu tidak datang lagi”?
Kurasakan
cukup lama yah terdiam
“jangan
berharap banyak pada laki-laki itu” jawab ayahku singkat
“kenapa,apa
yang terjadi”? tanyaku penasaran
“dia
tidak akan datang lagi,dia sakit “ jawab ayahku menegaskan ucapanya
Kurasakan
rasa khawatir dalam diriku,sesaat aku berfikir apakah dia akan meninggalkanku?tapi
pemikiran itu langsung kusingkirkan jauh-jauh.
Malam hari,tampak gerimis mengguyur
kota seoul aku terus berada di dalam rumah dan terduduk di sofa,obat laki-laki
itu terus kugenggam,berharap ia akan datang.
“jeglekkk”
suara pintu dibuka,kurasakan seseorang berjalan menuju piano aku bisa mencium
aroma itu,langkah itu,aku mengenalnya laki-laki itu datang aku tersenyum senang
ku dengar ia memainkan piano itu alunan cinta,aku tahu itu ia mencintaiku,tapi
alunan itu berhenti di alunan,dan aku benar-benar......................
Ku
dengar laki-laki itu menjahtuhkan kepalanya ke piano suasana sunyi,air mataku
mengalir,apa yang terjadi padanya ku dengar beberapa derap langkah menuju
laki-laki itudan membawanya keluar cepat,ayahku berjalan ke arah piano dan memainkanya,dan dia benar-benar
mencintaimu,air mataku bercucuran,laki-laki itu pergi,dan takkan kembali lagi.
Aku berjalan menuju tempat private
pianoku,aku terus memainkanya,dan aku merindukanmu,aromamu,langkah kakimu.
“Setia itu mahal,tapi
bukan untuk orang yang kurangajar”
Biorafi Penulis :
Ika
oktavianty ribawaning sekar,lahir di malang pada tanggal 31 oktober 1998.dari
seorang ibu yang bernama Novi Ania
Masjidah dan ayah yang bernama Wawan Kuswanto.
Bersekolah
dasar di SDK INDRIYASANA dan lulus pada tahun 2011.Melanjutkan ke sekolah
menengah pertama di SMP ISLAM MA’ARIF 02 MALANG lulus pada tahun 2014 kemudian
melanjutkan tingkat sekolah menengah kejuruan di SMK ISLAM MA’ARIF.Dengan
program Perbankan Syariah.
Komentar
Posting Komentar
Untuk Masuk Jangan Lupa Like