Teriakan Lantangku (celoteh sang marhaenis)
Teriakan Lantangku
Dikala itu sebuah
ketidak adilan terjadi bahkan merjalela dimana sebuah kepemimpinan hanya
dijadikan sebagai kepentingan eksistensi sebuah perkumpulan orang orang yang
tamak yang gila akan jabatan serta tidak bertanggung jawab.
Dengan kejadian itu aku
mencoba menghubung beberapa kawan kawan perjuangan yang lain walaupun berbeda
ideologi tetapi aku yakin diantara kami mempunyai benang merah yang dapat
mempersatukan kami, aku berusaha memberikan kesadaran kepada mereka tentang
ketidak adilan yang terjadi tersebut memang terasa begitu sulit untuk
mempersatukan sebuah presepsi tapi aku tidak pernah menyerah bahkan aku terus
menerus memberikan mereka kesadaran dan pada akhirnya timbulah sebuah persamaan
presepsi walaupun tidak semuanya memiliki presepsi yang sama.
Ketika kami mempunyai
kesepakatan kami semua langsung bertindak dengan penuh semangat pantang
menyerah demi tegak nya sebuah keadilan, hari pertama kami tidak memdapatkan
respon apaun hari kedua juaga tidak ada
respon apapun yang membuat kami semakin merasa dilecehkan dengan semua
kebohongan yang mereka buat ini.
Sampai pada akhirnya
tibalah saatnya dimana kami turun ke jalan untuk menegakkan keadilan di situ
aku merasa semangat yang begitu berkobar karena walau sesulit apapun itu kami
tidak akan pernah mundur, dan tibalah saatnya aku bersuara di mana semua mata tersorot
kepadaku yang membuatku merasa semakin bersemangat untuk menyampaikan hal hal
yang telah membuat kami merasa marah karena tidak adanya tanggung jawab apapun
dari kaum kaum berdasi tersebut, hanya yang ada sebuah kebohongan busuk yang
mereka rancang.
Ketika aku bersuara
dengan penuh semangat dan keberanian tiba tiba aku mendengar suara tertawa yang
keluar dari mulut mulut orang yang tidak sadar bahwa mereka telah dibodohi dari
situlah aku bersuara untuk memberi kesadaran kepada mereka yang menertawakan
tersebut dan pada akhirnya mereka mengerti bahwa ereka telah dibihongi, mereka
telah ditindas, selama kami mengaspirasikan hak hak kami tidak ada juga
tanggapan dari pihak yang berwenang akan tetapi kami tetap semangat hingga pada
akhirnya mereka yang tidak bertanggung jawab dinyatakan dibubarkan oleh pihak
pihak yang berwenang dan ketika kami melaksanakan sidang tiba tiba mereka yang
tidak meu menemui kami datang menghampiri kami di ruangan, sungguh orang yang
tidak punya rasa malu, suasana semakin panas sampai pada akhirnya mereka
bersuara, mereka mengeluarkan sebuah kata kata yang membuat kami merasa sakit
hati karena mereka tidaklah sepantas mengeluarkan bahasa seperti itu.
Hingga akhirnya mereka
mengakui kesalahan mereka kamipun merasa lega karena mereka sudah mau
bertanggung jawab atas kesalahan kesalahan mereka akan tetapi perjuangan tidak
hanya sampai disini revolusi belum selesai ini hanya merupakan bagian dari dinamika
perjuangan.
Merdekaa....
Komentar
Posting Komentar
Untuk Masuk Jangan Lupa Like